May 1st, 2014 at 7 PM
"Makan bareng yuk!" ajakku.
"Mau makan apa?"tanyanya.
"Aku mah makannya gampang, kan kamu yang choosy food,"jawabku.
Ia menjatuhkan pilihannya di Yong Tau Fu. Aku tak ingat kapan terakhir kali aku makan bersamanya, namun 1 hal yang pasti, seleranya terhadap beberapa makanan belum berubah.
Aku menyempatkan diri ke kamar kecil sebelum duduk berhadapan dengannya. Hari ini aku mengenakan kemeja putih lengan panjang dan rok biru selutut sementara ia mengenakan jaket jeans yang sudah menjadi ciri khasnya.
Kami tak banyak bicara. Untuk ukuran seseorang yang cukup cerewet sepertiku, saat itu aku memilih untuk menutup mulutku sebelum aku mengatakan hal-hal bodoh seperti 'aku kangen' atau 'why don't just we get married?'. Akhirnya aku hanya meliriknya diam-diam. Ia sibuk dengan handphonenya sementara aku hanya bermain-main dengan telepon genggamku dan berharap aku dapat memotret sosok sibuknya dan menyimpannya dalam memoriku.
Banyak sekali yang ingin kukatakan padanya. Banyak cerita yang ingin kubagi dengannya. Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padanya. Banyak hal yang ingin kudiskusikan dan ingin sekali kudengar pendapatnya.
Namun kami hanya diam satu sama lain dalam kecanggungan yang ada hingga kami selesai menyantap makanan kami.
Sebait liril Avril Lavigne dalam lagunya 'Fall to Pieces' menggambarkan perasaanku;
And I don't wanna fall to pieces
I just want to sit and stare at you
I don't want to talk about it
And I don't want a conversation
I just want to cry in front of you
I don't want to talk about it
Coz I'm in Love with you
Hari itu aku tak merasa bodoh meski hanya duduk bersamanya. Aku tak ingin serakah dan meminta lebih.
June 7th, 2014 at 7 AM
Putri kecilku telah berangkat ke sekolahnya ketika aku membasuh tubuhku dengan siraman air dingin. Kemudian aku menyesalkan laundry yang tidak buka 24 jam, hingga aku harus menunggu hingga esok hari untuk mendapatkan tumpukan pakaian bersihku. Meskipun baju rajutanku cukup bagus, aku harus puas dengan celana jeans cokelatku yang sedikit kotor.
Aku mematut bayanganku di cermin besar dan bertingkah seperti wanita pada umumnya; mengeluhkan bintik hitam, mengutuk lingkaran hitam di bawah mata, mencoba berbagai gaya senyum, merapikan pakaian yang melekat di tubuhku, mengatur jatuhnya rambut dengan tangan, dan masih merasa bahwa aku tidak cukup cantik.
Kilasan memori berkelebat dalam pikiranku. Sejuta pertanyaan hinggap. Setitik harapan seolah membesarkan hatiku. Hari ini. Siang ini. Aku mungkin (semoga saja) bertemu dengannya kembali. Meski kami dipertemukan hanya karena saling mencari sesuap nasi, meski mungkin takkan banyak kata yang keluar dari bibir ini, biarkan hati mengangankan pelangi yang hanya ada untuk menghiasi hari..
No comments:
Post a Comment