Seperti yang biasa kami lakukan selama beberapa hari belakangan ini, aku dan temanku (sebut saja BH - Baby Huey) menghabiskan waktu sepulang kuliah hingga tengah malam di KFC.
Kadang aku mengajarkannya mengenai beberapa hal yang sedikit lebih kumengerti soal pelajaran.
Kadang kami hanya berbagi kegalauan.
Kadang ia hanya mendengarkan ocehanku yang tak secanggih Oprah Winfey.
Kadang kami hanya saling menghina sekedar untuk mengetahui betapa ganteng dan cantiknya diri kami masing-masing wkwkwkw...
Dan dari semua 'kadang-kadang' tersebut, kami berusaha membunuh waktu.
Belum lama ini ia bertanya padaku,
"Mau ngga kalo u curhat ama gw, bukan ama
twitter?"
Aku pun berusaha mendebatnya dan mengalihkan pembicaraan.
Namun malam itu ia kerap menanyakan hal yang sama, hingga akhirnya aku menjawab,"Gw pikir-pikir dulu dech."
Aku tahu maksudnya baik, dan aku tahu bahwa hal tersebut tak ditanyakan hanya kepadaku seorang.
Aku cukup mengenalnya dan seluk-beluk
kehidupan wanita-wanitanya.
Aku berterima kasih untuk itikadnya.
Namun saat itu pun aku tahu, aku takkan mau.
Tak ada yang salah dengan tawarannya.
Aku yang tak menginginkannya.
Bahkan jika ia hadir dalam hidupku hanya untuk
sebuah alasan, atau hanya untuk sebuah musim, aku tak ingin kehilangan lebih banyak ketika kami tidak lagi berteman.
Beberapa jam lalu, ia bertanya padaku,"kalo u disuruh milih antara pake hati atau pake logika, mana yang u pilih?"
Dengan yakin aku menjawab,"pake hati :) "
Pertanyaan tersebut menyadarkanku tentang apa yang telah kami lewatkan.
Kami memulai pertemanan kami dengan cara yang salah.
Dalam menjalaninya kami menyakiti beberapa teman kami yang lain.
Dan aku prcaya bahwa segala sesuatu yang dimulai dengan cara yang salah, dijalani dengan tujuan yang salah, takkan berakhir dengan sesuatu yang baik.
Beberapa jam lalu aku pun mengirimkannya sms dan menjawab tawarannya untuk curhat padanya, aku bilang aku tidak mau.
Aku tak tahu berapa lama lagi aku akan tergantung pada dinding berwujud twitter atau blog untuk mengungkapkan apa yang kurasakan.
Aku tak tahu berapa lama lagi aku akan menyesal karena tidak mengambil kesempatan yang mungkin takkan pernah kudapatkan kembali.
Namun 1 hal yang aku tahu, dunia akan terus berputar bersama takdirku yang sudah dilukiskan, bersama karmaku yang akan kujalani.
Terima kasih teman, untuk pernah menanyakannya padaku :)
No comments:
Post a Comment